Peta Konsep Mendalami Unsur, Prinsip dan Gaya Seni Rupa dan Design

<p> <br /><br />Pada pembelajaran Seni Rupa Bab 1 Semester Ganjil, kita akan membahas tentang Mendalami Unsur, Prinsip dan Gaya Seni Rupa dan Design. Pada materi pembelajaran ini kita akan membahas tentang :</p><p></p><ol style="text-align: left;"><li>Pengertian Unsur dan Prinsip Seni Rupa</li><li>Gaya Seni Rupa dan Desain</li><li>Klasifikasi Karya Seni Rupa Berdasarkan Waktu Perkembangnya</li></ol><div>Unsur seni rupa merupakan element dasar yang membentuk sebuah karya seni rupa meliputi garis, bentuk, ruang, warna, tekstur dan gelap terang. Sementara prinsip seni rupa adalah pedoman yang me ngatur penggunaan unsur-unsur tersebut untuk menciptakan karya estetik dan bermakna. Gaya Seni Rupa merujuk Para ciri khas yang me bedakan satu karya dengan karya yang lain. Sedangkan desain merupakan penerapan prinsip seni rupa dalam konteks praktis untuk objek yang fungsional dan estetis.</div><div>Berikut Peta Konsep Mendalami Unsur, Prinsip dan Gaya Seni Rupa dan Design.</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo2zCmm66gvhlYZmq4qsrQgu3VI8i8uU1oOJ81WRR7yJokHiOMCkhWbR-fpclZN1tur3xE84KXaSLmA0WmTFb0TgRGsMNdyL3lYnDCkGfvps2D2s74gNav8sIyGOn9CmiaZU009l5_iBhjfDV3BsosMSoSIIGiZMR-jNlKWv3jnr4dOOCAf-B_st6LJ2j3/s675/IMG_20250721_132123.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="424" data-original-width="675" height="201" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo2zCmm66gvhlYZmq4qsrQgu3VI8i8uU1oOJ81WRR7yJokHiOMCkhWbR-fpclZN1tur3xE84KXaSLmA0WmTFb0TgRGsMNdyL3lYnDCkGfvps2D2s74gNav8sIyGOn9CmiaZU009l5_iBhjfDV3BsosMSoSIIGiZMR-jNlKWv3jnr4dOOCAf-B_st6LJ2j3/s320/IMG_20250721_132123.jpg" width="320" /></a></div><br /><div><br /><br /> </div><p></p>

Peta Konsep Mendalami Unsur, Prinsip dan Gaya Seni Rupa dan Design

  Pada pembelajaran Seni Rupa Bab 1 Semester Ganjil, kita akan membahas tentang Mendalami Unsur, Prinsip dan Gaya Seni Rupa dan Design. Pada...

Read more »

Peta Konsep Menciptakan Karya Seni Rupa yang Berdampak Bagi Lingkungan Sekitar

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0dfE44OS6RzESFPWbgA9Jxmr-FSb6Nd7gH85dL5O7C1qYmJsu7cOWAuXlMLlkKE_FgTdE5bPuOMCeFyoZme7awd5C9HoUyc8LXi-iiK-hvOkggknbx2Se4Oexky-7oEpoZjt83EddH7CJEUxaV-Cl-5xof5f4OKKs5ZcoOM6tMsL3DpRjplxrFYE9YPgW/s485/PETA%20KONSEP%20SBK.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="320" data-original-width="485" height="211" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0dfE44OS6RzESFPWbgA9Jxmr-FSb6Nd7gH85dL5O7C1qYmJsu7cOWAuXlMLlkKE_FgTdE5bPuOMCeFyoZme7awd5C9HoUyc8LXi-iiK-hvOkggknbx2Se4Oexky-7oEpoZjt83EddH7CJEUxaV-Cl-5xof5f4OKKs5ZcoOM6tMsL3DpRjplxrFYE9YPgW/s320/PETA%20KONSEP%20SBK.jpg" width="320" /></a></div><p style="text-align: justify;"> Menciptakan Karya Seni Rupa yang berdampak pada lingkungan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu lingkungan sekaligus mendorong tindakan positif. Sebagaimana yang kita tahu sebuah karya seni itu memiliki multi fungsi. Di satu sisi Karya Seni Rupa memiliki keindahan atau biasa kita kenal dengan nilai estetika, di sisi lain memiliki fungsi pakai dan menjadi alat refleksi sosial yang mencerminkan kondisi alam dan masyarakat. Selain itu karya seni juga berfungsi sebagai sarana edukasi yang efektif dalam menyampaikan pesan menyampaikan pesannya menjaga lingkungan dan bentuk aktivisme yang menentang kebijakan atau perilaku yang merusak lingkungan.</p><p style="text-align: justify;">Mengapa kita perlu mempelajari peta konsep terlebih dahulu, sebelum mempelajari Materi pada Bab I Menciptakan Karya Seni Rupa yang Berdampak bagi Lingkungan Sekitar ?<br /></p><p style="text-align: justify;"><b>Berikut saya paparkan manfaat dari Peta Konsep:</b></p><ul style="text-align: left;"><li>Memvisualisasikan hubungan antar konsep: Peta konsep membantu menunjukkan bagaimana berbagai konsep saling terkait, baik secara hierarki maupun hubungan lainnya.</li><li>Mempermudah pemahaman:Dengan memecah informasi kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan terstruktur, peta konsep membantu pemahaman konsep yang lebih mendalam.</li><li>Meningkatkan daya ingat:Peta konsep membantu mengingat informasi dengan lebih baik karena adanya visualisasi dan hubungan antar konsep. </li><li>Membantu dalam proses belajar:Peta konsep dapat digunakan untuk belajar materi baru, mereview materi lama, dan mempersiapkan ujian. </li><li>Membantu dalam brainstorming dan pemecahan masalah: Peta konsep dapat digunakan untuk mengumpulkan ide-ide juga mengidentifikasi masalah, serta mencari solusi. </li><li>Membantu dalam perencanaan: Peta konsep dapat digunakan untuk merencanakan proyek, acara, atau kegiatan lainnya. </li><li>Alat evaluasi: Peta konsep dapat digunakan juga untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap suatu konsep pembelajaran. <br /></li></ul>

Peta Konsep Menciptakan Karya Seni Rupa yang Berdampak Bagi Lingkungan Sekitar

 Menciptakan Karya Seni Rupa yang berdampak pada lingkungan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang isu-isu lingkungan sekaligus mend...

Read more »

Pentingkah Melakukan Refleksi Pembelajaran ?

<p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQZfvghLOgsLW3bphiUx0JYQNfH0vaf-ikbwSxLgcdAWN7dWQO63DfVXQ6aTpA-ZpP1AAPigtWt2GLGNl9XF21VmhkrnHjvUpXbJ1W46aan9VAQhyphenhyphenVmfx31LbftcR65W1z6J-ef4PDCu8wbsYHeUnPfJpXkSFiVIJL3FUTQqgpK7Q7ITbTGISsRStV9Xrl/s391/satu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="256" data-original-width="391" height="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQZfvghLOgsLW3bphiUx0JYQNfH0vaf-ikbwSxLgcdAWN7dWQO63DfVXQ6aTpA-ZpP1AAPigtWt2GLGNl9XF21VmhkrnHjvUpXbJ1W46aan9VAQhyphenhyphenVmfx31LbftcR65W1z6J-ef4PDCu8wbsYHeUnPfJpXkSFiVIJL3FUTQqgpK7Q7ITbTGISsRStV9Xrl/s320/satu.jpg" width="320" /></a></div><br />Refleksi erat kaitannya dengan definisi introspeksi dan evaluasi. Ibarat sebuah produk yang telah kita pasarkan, tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Begitu pula dalam proses pembelajaran, refleksi pembelajaran ini mempertimbangkan pengalaman pembelajaran, memahami kesalahan dan mencari solusi untuk perbaikan. Hal ini dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep serta kemampuan untuk memecahkan masalah.<p></p><p style="text-align: justify;">Pentingnya melakukan refleksi pembelajaran ini dapat  meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik. Dengan melakukan refleksi pembelajaran maka pendidik dapat terus berkembang dan bisa meningkatkan kemampuan mengajar.<br /></p><p style="text-align: justify;">Sebagai contoh, seorang pendidik melakukan refleksi pembelajaran  ketika menggunakan metode A dalam suatu pelajaran. Guru dapat mengevaluasi, apakah metode/strategi tersebut efektif dalam membantu siswa memahami materi atau tidak. Jika metode A tersebut dinilai tidak efektif maka guru dapat mencari metode lain yang sesuai dengan gaya belajar dan kemampuan peserta didik agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa.</p><p style="text-align: justify;">Jadi bisa kita simpulkan bahwa melakukan refleksi dalam pembelajaran merupakan hal yang cukup penting dalam meningkatkan kualitas pengajaran. Dengan melakukan refleksi terhadap proses pengajaran yang telah kita lakukan, maka dapat mendorong kemampuan mengajar seorang pendidik agar materi yang sudah kita sampaikan dapat dipahami oleh peserta didik secara keseluruhan.<br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>

Pentingkah Melakukan Refleksi Pembelajaran ?

Refleksi erat kaitannya dengan definisi introspeksi dan evaluasi. Ibarat sebuah produk yang telah kita pasarkan, tentu memiliki kelebihan da...

Read more »

How to introduce myself dalam Bahasa Inggris

<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg48P10-4rSDaN32OKFM9ZFb_JubDY9LnciASBb0MqpmeqlCpzx3Btvwy1XIUa3pc0thtwjeD6unx9tvwr_tee0-2hXlu86HyNSY03EX4Am653hS7ER-yDJSOGi-oIo9XIe2OX-EUB3MD27qkya7y3y6HATaZptF3akMwhymrXtDs4_Fruix4b4bBz62f0Y/s328/good.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="253" data-original-width="328" height="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg48P10-4rSDaN32OKFM9ZFb_JubDY9LnciASBb0MqpmeqlCpzx3Btvwy1XIUa3pc0thtwjeD6unx9tvwr_tee0-2hXlu86HyNSY03EX4Am653hS7ER-yDJSOGi-oIo9XIe2OX-EUB3MD27qkya7y3y6HATaZptF3akMwhymrXtDs4_Fruix4b4bBz62f0Y/w252-h195/good.jpg" width="252" /></a></div><p></p><span style="font-size: small;">Perkenalan diri itu sebenarnya tidak melulu soal nama, asal sekolah atau tempat tinggal saja.  Seperti yang kita ketahui,<i> self introduction</i> adalah langkah awal yang digunakan untuk memulai interaksi dengan teman baru atau mungkin bergabung di sekolah baru.</span><p><span style="font-size: small;"><b>Berikut langkah-langkah dalam <i>self introduction</i> dalam Bahasa Inggris </b></span></p><p><span style="font-size: small;"><b>1.  Salam/Sapaan</b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Pertama kali kita mulai dengan salam sapaan dalam bahasa Inggris yang biasa disebut dengan "<i>greetings</i>". Ada berbagai cara untuk menyapa seseorang dalam bahasa Inggris, baik secara formal maupun informal. Contohnya sebagai berikut :</span></p><p><span style="font-size: small;"><b>Salam Formal</b><br /><br /><i>    Good morning</i>: Selamat pagi.<br /><i>    Good afternoon</i>: Selamat siang.<br /><i>    Good evening</i>: Selamat sore/malam.<br /><i>    Hello</i>: Halo.<br />    <i>Greetings: </i>Salam hormat.<br /><i>    How do you do? </i>(Biasanya digunakan saat pertama kali bertemu) <br /><br /><b>Salam Informal</b><br /><br /><i>    Hi:</i> Hai.<br /><i>    Hey</i>: Hei.<br /><i>    How's it going</i>? (Bagaimana kabarnya?)<br /><i>    How are you</i>? (Apa kabarmu?)<br /><i>    What's up</i>? (Ada apa? / Apa kabar?)<br /><i>    Long time no see</i>: Lama tidak bertemu</span></p><p><span style="font-size: small;"><b>2. Maksud Percakapan</b></span></p><p><span style="font-size: small;">Tahap berikut ini, bisa disampaikan ketika membuka percakapan untuk perkenalan diri. Contoh :<br /><br />   <i> Let me introduce myself</i> (Izinkan saya memperkenalkan diri saya)<br />    <i>I would like to introduce myself  </i>(Saya ingin memperkenalkan diri saya)<br />   <i> I’m right here to introduce myself</i> (Saya di sini untuk memperkenalkan diri saya)<br /></span></p><p><span style="font-size: small;"><b>3. Perkenalan Identitas</b></span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Lazimnya dalam sebuah perkenalan, identitas yang biasa disebutkan adalah nama lengkap, nama panggilan, asal kelahiran dan tempat tinggal, hingga sekolah. . Berikut contohnya:</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">   <i> My full name is</i> (Nama lengkapku adalah)<br />   <i> My name is</i> (Namaku adalah)<br />  <i>  I’m</i> (Saya)<br />  <i>  People usually call me</i> (Orang-orang biasa memanggilku..)<br />    <i>You can call me </i>(Kamu bisa memanggilku)<br /><br />Bisa dilanjutkan dengan kalimat yang menyatakan tempat tinggal berikut ini :<br /><br />   <i> Currently I live in </i>(Sekarang aku tinggal di)<br />   <i> My address is</i> (Alamatku berada di)<br />   <i> I come from</i> (Saya datang dari)</span><p><span style="font-size: small;"><b>4. Kalimat Penutup </b><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Setelah kalian memperkenalkan diri kalian, jangan lupa untuk menutup kalimat perkenalan yang diikuti ucapan rasa terima kasih,  seperti contoh dibawah ini :</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;"><i style="background-color: transparent; text-align: left;">This is the end of my self-introduction</i><span style="background-color: transparent; text-align: left;"> (Inilah akhir dari perkenalan saya)</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="background-color: transparent; text-align: left;"> </span></span><span style="font-size: small;"><i>That’s all from me</i> (Itu saja dari saya)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;"><i>Thank you for your attention</i> (Terima kasih atas perhatian Anda)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;"><i>Pleased to meet you!</i> (Senang berkenalan denganmu!)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;"><i>Glad to see yo</i>u (Senang bertemu denganmu)</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;"><span><i style="background-color: transparent;">Nice to meet you!</i><span style="background-color: transparent;"> (Senang bertemu denganmu)</span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span><span style="background-color: transparent;"> </span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span><span style="background-color: transparent;">Bagaimana  ? mudah bukan melakukan perkenalan diri dalam Bahasa Inggris. Selanjutnya kalian dapat bersiap-siap untuk memperkenalkan diri kalian satu persatu di depan kelas. Jangan lupa bertanya ya jika kalian menghadapi kesulitan. Tetap semangat ya !</span></span></span><span style="font-size: small;"><span><span style="background-color: transparent;"><br /></span></span></span></div><p></p></div>

How to introduce myself dalam Bahasa Inggris

  Perkenalan diri itu sebenarnya tidak melulu soal nama, asal sekolah atau tempat tinggal saja.  Seperti yang kita ketahui, self introducti...

Read more »

Contoh Descriptive Text

<div><p style="text-align: justify;">Contoh descriptive text berikut adalah text yang sangat mudah dipahami, seperti yang kita ketahui descriptice text memiliki definisi sebagai text yang bertujuan untuk menggambarkan  suatu objek, tempat dan seseorang secara rinci. Tujuan utamanya agar pembaca dapat membayangkan objek yang dijelaskan. Descriptive text biasanya menggunakan banyak kata sifat (adjective) dan kata keterangan (adverb) untuk memperjelas gambaran.<br /></p><p><b>CRISTIANO RONALDO</b></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgB5WHFSiEzl3-C_aCt6oxNNRb2zSICgGS3hMSZtoGzWKrxqnMHIZhnhm-h99uNgOUq5fWaUzv-pShFAUcn7UPGj7fLUvREmSi0D4NTIyMFa4bEDT12Wi-dodfe7a2f2OZkw-dTRM2hxOOK1tgNCLKKzh7be7wSXKyyilf3DmP2yv6v1EW3wnR1wU1Jm7Px/s452/Screenshot_3.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="336" data-original-width="452" height="206" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgB5WHFSiEzl3-C_aCt6oxNNRb2zSICgGS3hMSZtoGzWKrxqnMHIZhnhm-h99uNgOUq5fWaUzv-pShFAUcn7UPGj7fLUvREmSi0D4NTIyMFa4bEDT12Wi-dodfe7a2f2OZkw-dTRM2hxOOK1tgNCLKKzh7be7wSXKyyilf3DmP2yv6v1EW3wnR1wU1Jm7Px/w277-h206/Screenshot_3.jpg" width="277" /></a></div><br /></div><div style="text-align: justify;">Cristiano Ronaldo is one the most famous and talented football players in the world. He was born on Februari 5, 1985, in Madeira Portugal. Ronaldo is known for his incredible speed, powerful shots and amazing dribbling skills. He has a tall and athletic body, sharp eyes and a confident smile that makes him stand out both on and off the field.</div><p></p><p style="text-align: justify;">Ronaldo started his professional career with Sporting Lisbon  and later played for top clubs like Machester United, Real Madrid, Juventus and Al-Nassr. He has won many trophies. Including the Champions League and Ballond'Or several times. He is also the all-time top scorer for Portugal and has represented his country  many international tournaments.</p><p style="text-align: justify;">Apart from his skills, Ronaldo is also admired for his disipline, hard work and determination. He trains very hard to stay fit and always tries to improve. many people look up him as role model, not just for his success but for his strong mindset and dedication.<br /></p>

Contoh Descriptive Text

Contoh descriptive text berikut adalah text yang sangat mudah dipahami, seperti yang kita ketahui descriptice text memiliki definisi sebagai...

Read more »

11 KODE ETIK GURU PRINSIP UNTUK PROFESI MENGAJAR

<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0VA_OjvHjh7FSIS4rOv_EVBgpyaFi5mfcnasmNOhmYqDmwqHGidT5t6XwvwR7qSSNRSRhmTkyq8q7YC3uG7OhUmSuZxplzOMrxlacrCwKMzfJ_ll4gs7XXV2IhziijrDii9Pk9vn8eAMoPDhsryPz2l5HJiCeXobWaqNyMD_XfQHfa1CKCehIWxSwurVX/s591/poster%20kode%20etik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="591" data-original-width="421" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0VA_OjvHjh7FSIS4rOv_EVBgpyaFi5mfcnasmNOhmYqDmwqHGidT5t6XwvwR7qSSNRSRhmTkyq8q7YC3uG7OhUmSuZxplzOMrxlacrCwKMzfJ_ll4gs7XXV2IhziijrDii9Pk9vn8eAMoPDhsryPz2l5HJiCeXobWaqNyMD_XfQHfa1CKCehIWxSwurVX/s320/poster%20kode%20etik.jpg" width="228" /></a></div><br />Seorang guru dalam menjalankan perannya sebagai pengajar, pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para muridnya, tidak hanya  di tuntut untuk menyampaikan pelajaran semata, namun guru juga membentuk karakter peserta didik. Pengaruh guru  dapat membekas seumur hidup, sehingga diperlukan pedoman berupa kode etik untuk menjaga sikap profesional, adil dan bertanggung jawab dalam menjalankan peran tersebut.<br /><br />1. Integritas intelektual (intellectual integrity)<br /><br />Menghormati hakikat ilmu; dan batang tubuh pengetahuan; hal ini mencakup metodologi ‘subjek’— yaitu bagaimana pengetahuan diperoleh, proses penyelidikan, pembuktian, pengujian kebenaran, yang berbeda untuk setiap bidang pengetahuan, dan catatan ‘subjek’—yaitu catatan kumulatif praktik metodologi yang telah dilakukan.<br /><br />2. Integritas kejuruan (vocational integrity)<br /><br />Menghormati pengetahuan, keterampilan dan pengalaman profesional; hal ini mencakup tuntutan untuk tetap mengikuti perkembangan pengetahuan terkini, untuk memperluas wawasan dan repertoar keterampilan serta memadupadankan agar menjadi efektif secara pedagogis sejalan dengan keberagaman peserta didik dalam hal konteks dan latar belakang.<br /><br />3. Keberanian Moral (moral courage)<br /><br />Menunjukkan kemandirian pikiran dan tindakan; hal ini mencakup kesediaan untuk mengajarkan materi pelajaran atau menggunakan metode yang tidak populer atau secara resmi tidak disukai, jika secara integritas intelektual dan/atau integritas kejuruan sangat dibutuhkan.<br /><br />4. Mendahulukan kepentingan orang lain (altruism)<br /><br />Membedakan dan menghormati kepentingan orang yang diajar; hal ini berarti menempatkan kepentingan-kepentingan tersebut di atas kepentingan mereka sendiri, menumbuhkan harga diri yang sesuai pada orang-orang tersebut, dan mengenali bahwa pendidikan adalah proses interaktif, bergantung pada kontribusinya peserta didik dan juga guru.<br /><br />5. Tidak berpihak (Impartiality)<br /><br />Mengakui saling ketergantungan sosial; hal ini berarti menghindari dan mencegah eksploitasi terhadap satu individu atau kelompok.<br /><br />6. Memiliki Wawasan Kemanusiaan (Human Insight)<br /><br />Menghormati keluarga dan keadaan sosial orang yang diajar; hal ini melibatkan kepekaan terhadap keberagaman, terhadap keberagaman pengaruh dan menghindari stereotip; serta berusaha untuk memastikan kesetaraan kesempatan pendidikan<br /><br />7. Memikul Tanggung Jawab Pengaruh (the Responsibility of Influence)<br /><br />Melaksanakan dan menerima tanggung jawab atas pengaruh yang mungkin bersifat jangka panjang; hal ini berarti menyadari bahwa pengalaman di kelas akan membekas dalam ingatan anak-anak, sehingga guru perlu berhati-hati untuk meninggalkan jejak positif dalam kehidupan anak yang diajar.<br /><br />8. Kerendahan Hati (Humility)<br /><br />Menyadari kekurangan diri sendiri; termasuk bersedia mengakui bahwa seseorang mungkin salah dalam kaitannya dengan pengetahuan dan perilaku.<br /><br />9. Kolegialitas (Collegiality)<br /><br />Menghormati dan bekerja sama dengan rekan kerja profesional; hal ini mencakup mendengarkan dan belajar dari orang lain, serta menyadari bahwa setiap disiplin ilmu memiliki kesamaan dan perbedaan menerima tugas untuk bekerja sama demi kepentingan mereka yang diajar.<br /><br />10. Kemitraan (Partnership)<br /><br />Mengakui dan menerima kontribusi mereka yang diajar dan rekan dalam mengajar; hal ini mencakup mempertimbangkan dan memanfaatkan sejauh mungkin, bakat dan keahlian mereka yang diajar, serta situasi sosial dan keluarga mereka.<br /><br />11. Tanggung jawab dan aspirasi profesi (Professional Responsibilities and Aspirations)<br /><br />Bersedia mengedepankan nilai-nilai profesional, keahlian dan minat, dengan cara memberikan tanggapan secara terbuka mengenai kebijakan pendidikan; hal ini berarti berbicara dan menulis  secara terbuka tentang dampak kebijakan publik untuk praktik pendidikan.<br /><br />Bisa diambil kesimpulan bahwa dengan kita mematuhi kode etik guru, diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung bagi siswa, serta dapat menjaga martabat dan reputasi profesi guru secara keseluruhan.<p></p>

11 KODE ETIK GURU PRINSIP UNTUK PROFESI MENGAJAR

  Seorang guru dalam menjalankan perannya sebagai pengajar, pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para muridnya, tidak hanya  di tuntut untu...

Read more »

KONSEP PEMBELAJARAN SCHOOL WELL BEING

<p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrGsWiZY_HUgqTbnpLeN-BtjFPWRpCl4n6Ssl23IsUoiLtlBFjh58BypJBG6LCXhutWqVtbEuUqsTBkPO2YzVw9yScG63XvOhujfhoD8Dd2DQVbvK_UG-azqG7JUpH6TtZG0gfTOkF2hdW2jrADI5BvFiDKXFiHUjFcyeVq__5e7M6KAihTNiBkgOTpE7q/s107/Screenshot_1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="103" data-original-width="107" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrGsWiZY_HUgqTbnpLeN-BtjFPWRpCl4n6Ssl23IsUoiLtlBFjh58BypJBG6LCXhutWqVtbEuUqsTBkPO2YzVw9yScG63XvOhujfhoD8Dd2DQVbvK_UG-azqG7JUpH6TtZG0gfTOkF2hdW2jrADI5BvFiDKXFiHUjFcyeVq__5e7M6KAihTNiBkgOTpE7q/w156-h150/Screenshot_1.jpg" width="156" /></a></div><p></p><br /><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 144pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level4 lfo1; tab-stops: 21.0pt 35.45pt 1584.0pt; text-align: justify; text-indent: -122.7pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">    </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pengertian </span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: -0.55pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";">Diener (1984) menjelaskan bahwa <i>well-being </i>atau kesejahteraan kita akan berdampak pada sikap dan emosi. Bila individu merasa bahagia, sejahtera dalam kondisinya, maka ia dapat menunjukkan sikap dan emosi yang positif. Sebaliknya, bila individu tidak merasa bahagia<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>maka yang bersangkutan akan merasa cemas, dapat memiliki sikap dan emosi negatif.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 36pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: -0.55pt;"><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";">Well-being </span></i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";">adalah terpenuhinya kebutuhan tertentu dalam diri manusia. Konsep <i>well-being </i>ini kemudian dikonstruksi oleh Konu dan Rimpela (2002) dalam konteks sekolah (<i>school well-bein</i>g). <i>School well-being </i>adalah kondisi dimana individu dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik materiil maupun non-materiil di sekolah sosial.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 144pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level4 lfo1; tab-stops: 21.0pt 35.45pt 1584.0pt; text-align: justify; text-indent: -122.7pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">    </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tujuan</span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 35.45pt; mso-add-space: auto; tab-stops: 21.0pt 35.45pt 1584.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tujuan penerapan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">school well-being</i> dalam pembelajaran adalah :</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; tab-stops: 21.0pt 35.45pt 1584.0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";">          </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Menciptakan lingkungan belajar, aman, inklusif dan mendukung.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; tab-stops: 21.0pt 35.45pt 1584.0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";">          </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Meningkatkan keterlibatan (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">engagement</i>) dan motivasi belajar peserta didik.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; tab-stops: 21.0pt 35.45pt 1584.0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";">          </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mengembangkan ketrampilan sosial-emosional siswa seperti empati, resiliensi dan kerja sama.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; tab-stops: 21.0pt 35.45pt 1584.0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";">          </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mencegah masalah-masalah sosial di sekolah seperti perudungan, kecemasan dan isolasi sosial.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; tab-stops: 21.0pt 35.45pt 1584.0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";">          </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman nyata siswa, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 144pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level4 lfo1; tab-stops: 21.0pt 35.45pt 1584.0pt; text-align: justify; text-indent: -122.7pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">    </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dimensi</span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 38.35pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";">Konu dan Rimpela (2002) menjelaskan 4 dimensi terkait <i>school well-being </i>yaitu :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 56.35pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-list: Ignore;">1)<span style="font: 7pt "Times New Roman";">      </span></span></span><b><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";">Having </span></i></b><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";">(memiliki) </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 56.35pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";">Yaitu bagaimana persepsi dan perasaan individu terhadap kondisi sekolah. Dimensi ini meliputi lingkungan fisik sekolah, termasuk kenyamanan, rasa aman, kebisingan, pertukaran udara, ruang terbuka, dan lain sebagainya. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 56.35pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-list: Ignore;">2)<span style="font: 7pt "Times New Roman";">      </span></span></span><b><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";">Loving </span></i></b><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";">(mencintai) </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 56.35pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";">Mengacu pada lingkungan sosial saat pembelajaran, meliputi hubungan dengan guru, dengan teman sekelas, interaksi dalam kelompok. Dimensi ini pada dasarnya mengacu pada iklim atau suasana di sekolah. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 56.35pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-list: Ignore;">3)<span style="font: 7pt "Times New Roman";">      </span></span></span><b><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";">Being </span></i></b><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";">(menjadi) </span></b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";">mengacu pada bagaimana individu di sekolah menghargai<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>keberadaan mereka, didengar suaranya<span style="mso-spacerun: yes;">  </span>dan menjadi diri mereka sendiri.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 56.35pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-list: Ignore;">4)<span style="font: 7pt "Times New Roman";">      </span></span></span><b><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";">Health </span></i></b><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";">(status kesehatan) </span></b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";">mengacu pada kesehatan fisik dan mental peserta didik dan guru. Sekolah berusaha dan berupaya untuk tidak memberikan tekanan berlebih (stress) dan mempromosikan gaya hidup sehat.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></p><p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 144pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level4 lfo1; tab-stops: 21.0pt 35.45pt 1584.0pt; text-align: justify; text-indent: -122.7pt;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";">    </span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tantangan</span></b></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; tab-stops: 21.0pt 35.45pt 1584.0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";">          </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Keterbatasan waktu : mengintegrasikan kegiatan yang berfokus pada <i style="mso-bidi-font-style: normal;">well-being</i> seringkali dianggap memakan waktu jam pelajaran.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-left: 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; tab-stops: 21.0pt 35.45pt 1584.0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";">          </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pengukuran yang subjektif : mengukur tingkat kesejahteraan siswa tidak semudah mengukur pemahaman kognitif.</span></p> <p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 200%; margin-left: 53.45pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; tab-stops: 21.0pt 35.45pt 1584.0pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";">          </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kebutuhan guru : guru memerlukan pemahaman dan pelatihan yang cukup agar dapat menerapkan pendekatan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">school well-being</i> secara efektif.</span></p>

KONSEP PEMBELAJARAN SCHOOL WELL BEING

1.     Pengertian Diener (1984) menjelaskan bahwa well-being atau kesejahteraan kita akan berdampak pada sikap dan emosi. Bila individu me...

Read more »

Hasil Telaah Pembelajaran Dengan Prinsip Understanding by Design (UbD)

<div><span style="mso-bidi-font-weight: normal;"><b>Pembelajaran dengan Prinsip  Understanding by Design (UbD) </b><br /><br /><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihzzKWnXfprt8WE8Kb4YWsJ4KEcQGXuQqOS3ZYqPlMjm6zEBYBu0_gs5OucA6twpL6E4SnvC-LW56VJXhHd59oGFvxHUs34EwKiSEn5jDAcgARFsM7twJndcih-jWppXEEb2uvo65GlOjKMXRHh0m_Luz8_2KF59vblFeUcBTFbh-hphhXj4dlsAWjwpJf/s558/bagan%20pola%20pembelajaran.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="404" data-original-width="558" height="232" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihzzKWnXfprt8WE8Kb4YWsJ4KEcQGXuQqOS3ZYqPlMjm6zEBYBu0_gs5OucA6twpL6E4SnvC-LW56VJXhHd59oGFvxHUs34EwKiSEn5jDAcgARFsM7twJndcih-jWppXEEb2uvo65GlOjKMXRHh0m_Luz8_2KF59vblFeUcBTFbh-hphhXj4dlsAWjwpJf/s320/bagan%20pola%20pembelajaran.jpg" width="320" /></a></div><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-weight: normal;">Understanding by Design (UbD) adalah sebuah kerangka kerja untuk perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe. Pendekatan ini berfokus pada merancang pembelajaran dengan hasil akhir yang jelas (backward design) yang bertujuan untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya menguasai informasi atau keterampilan, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep penting.<br /></span></div><div><span style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br /><b> Langkah yang harus dilakukan dalam merencanakan pembelajaran dengan prinsip UbD ini adalah <br /></b><br /><b>1. Menentukan Tujuan</b><br /><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-weight: normal;">Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, kita juga perlu memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta konsep atau topik yang dipelajari, karakteristik peserta didik, dan konteks lingkungan pembelajaran.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-weight: normal;">Tujuan pembelajaran sebaiknya memuat dua komponen utama:<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-weight: normal;">- Kompetensi: Kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan atau didemonstrasikan oleh    peserta didik.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-weight: normal;">- Ruang Lingkup Materi: Konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. <br /></span></div><div><span style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br /><b>2. Menentukan Asesmen</b><br /><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-weight: normal;"> Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian murid. Biasanya, ketika mendengar kata asesmen, yang segera dipikirkan guru adalah mengisi rapor. Maka dengan menyelesaikan raport, seorang guru mendapatkan hasil belajar murid, mulai dari nilai tertinggi hingga  paling terendah. Artinya bahwa yang menjadi acuan adalah nilai yang diperoleh murid, sehingga hasil asesmen seringkali belum dimanfaatkan sebagai umpan balik atau bahan evaluasi untuk perbaikan kualitas pembelajaran. Di sekolah, ada tiga kata yang berkaitan dengan fungsi asesmen:<br /></span></div><div><span style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br />    1) Assessment for Learning (Asesmen untuk Proses Pembelajaran)<br />    2) Assessment of Learning (Asesmen pada Akhir Proses Pembelajaran)<br />   3) Assessment as Learning (Asesmen sebagai Proses Pembelajaran)<br /><br /><b>3. Merancang Kegiatan</b><br /><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-weight: normal;">Setelah menetapkan tujuan dan asesmen pembelajaran, guru dapat merancang kegiatan pembelajaran yang selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan belajar, minat, karakteristik peserta didik, serta media pembelajaran yang sesuai.<br /></span></div><div><span style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br /><b>Penerapan UbD dalam  mapel Bahasa Inggris kelas X<br /></b><br /><b>1. Menentukan Tujuan Pembelajaran</b><br /><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-weight: normal;">Guru harus mengidentifikasi apa yang paling penting untuk dipelajari oleh siswa. Hal ini mencakup pengetahuan dasar, konsep kunci dan ketrampilan yang ingin dicapai. Misalnya jika topiknya adalah Text Descriptive, maka tujuan pembelajarannya adalah memahami fungsi, struktur dan unsur kebahasaan text descriptive.<br /></span></div><div><span style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br /><b>2. Menentukan Asesmen Pembelajaran</b><br /><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-weight: normal;">Setelah menetapkan tujuan, guru perlu merancang metode asesmen yang akan digunakan untuk mengevaluasi pencapaian siswa  terhadap tujuan tersebut. Contohnya,  siswa dapat diminta untuk menulis text descriptive dengan objek yang berbeda-beda, kemudian dalam kelompok dipresentasikan, tetapi sebelum mempresentasikan, kelompok lain akan mengajukan tebakan/pertanyaan seputar objek yang akan dipresentasikan, sehingga kemampuan siswa dalam berbahasa inggris akan semakin meningkat.<br /></span></div><div><span style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br /><b>3.  Merancang materi pembelajaran dan strategi</b><br /><br />Dengan tujuan dan asesmen yang jelas, guru kemudian dapat memilih materi ajar dan strategi pengajaran yang sesuai.<br /><br /><br /><b>Manfaat Penerapan UbD</b><br /><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-weight: normal;"> Siswa tidak hanya menghafal konsep tetapi juga memahami bagaimana menerapkan konsep tersebut dalam konteks yang nyata.Siswa dilatih untuk menganalisis masalah, mengevaluasi solusi dan membuat keputusan yang rasional.Tugas-tugas yang autentik dan relevan membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar. <br /></span></div><div><span style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br /><br /><b>Tantangan</b><br /><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-weight: normal;">Penerapan UBD ini mengharuskan guru memiliki kemampuan yang cukup tentang UbD, selain itu pemanfaatan teknlogi juga menjadi faktor penting agar mempermudah kegiatan pembelajaran dengan waktu yang tersedia.</span><br /></div><div><span style="mso-bidi-font-weight: normal;"><br /><b>Kesimpulan</b><br /><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="mso-bidi-font-weight: normal;">Penerapan UbD dalam mata mapel Bahasa Inggris kelas X  dapat memberikan banyak manfaat kepada siswa. Dengan merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa dan berorientasi pada hasil, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang pelajaran dan ketrampilan berpikir kritis dan kreatif yang dibutuhkan di masa depan.<br /></span></div>

Hasil Telaah Pembelajaran Dengan Prinsip Understanding by Design (UbD)

Pembelajaran dengan Prinsip  Understanding by Design (UbD) Understanding by Design (UbD) adalah sebuah kerangka kerja untuk perencanaan pemb...

Read more »