Pernahkah sobat melihat ada anak kecil yang menjerit-jerit bahkan gulung-gulung di lantai ketika permintaannya tidak dituruti. Itulah anak yang ngotot kalau keinginannya tidak dituruti maka dia akan berulah. Nggak cuman nangis keras-keras kadang juga histeris. Bahkan kadang ada juga yang sampai mukul-mukul muka ibunya. Kalo anaknya cowok tambah ribet lagi, karena pasti mak nya kena tendang juga. Nggak enak banget didengar tetangga. Apalagi kalo pas di depan umum. Pasti kesal banget deh ya kalo punya anak/keponakan atau siapa aja deh, kalau kayak gitu keadaannya.
Foto waktu lebaran lalu |
Lalu apa sih tips pencegahnya, biar anak kita tidak menjadi anak yang semaunya kayak diatas :
1) Doa Orang Tua
Untung banget, alhamdulilah sih, Hayyu, putri saya nggak kayak gitu. Awalnya ini hanyalah ketakutan kalo nantinya anak saya akan tumbuh seperti yang saya sebutkan diatas. Ini semua bermula dari doa. Ya, sejak awal kehamilan memasuki tri semester pertama, saya dan suami sepakat berdoa kalo yang kami inginkan adalah seorang anak yang penurut, pengertian, jujur dan intinya berakhlak yang baik. Kami tidak ingin anak yang ganteng atau cantik dan pintar tetapi nantinya akan menyusahkan orang tua.
2) Beri Pengertian Sejak Dini
Mungkin saya berusaha cukup keras dalam hal memberi putri saya pengertian. Semenjak masih dalam kandungan saja, saya sudah meminta pengertiannya tentang kelahirannya nanti. Berikut adalah contoh yang saya katakan waktu masih hamil.
"Nduk, nanti kalo lahir jangan hari kamis ya, hari minggu aja, Biar ada yang nungguin " eh ternyata bener lho, Hayyu lahir hari minggu, nggak hari kamis yang seperti dikatakan bidan.
Pada waktu saya menyusui juga sering kali saya katakan pada hayyu yang masih bayi,
"Nyu, nanti kalo udah besar, yang nurut ya sama ibu dan apak. Nggak boleh sering-sering jajan di luar ya, karena banyak bahan kimianya loh. Nanti hayyu sakit " dan masih banyak hal lain yang sering saya utarakan kepadanya pada saat dia belum bisa mengerti apa-apa, selain tatapan matanya yang mengartikan ibunya adalah malaikatnya. Yakin saja anak kita pasti mengerti dengan apa yang kita katakan. Karena yang kita lakukan pasti yang terbaik untuk dirinya.
"Nyu, nanti kalo udah besar, yang nurut ya sama ibu dan apak. Nggak boleh sering-sering jajan di luar ya, karena banyak bahan kimianya loh. Nanti hayyu sakit " dan masih banyak hal lain yang sering saya utarakan kepadanya pada saat dia belum bisa mengerti apa-apa, selain tatapan matanya yang mengartikan ibunya adalah malaikatnya. Yakin saja anak kita pasti mengerti dengan apa yang kita katakan. Karena yang kita lakukan pasti yang terbaik untuk dirinya.
3) Cinta dan Perhatian
Kadang kala kita melihat banyak orang yang mengartikan cinta dan perhatian kepada anak sebagai bentuk material. Mereka memanjakan anak dengan berbagai makanan anak (yang belum terjamin baik untuk anak) berbagai mainan, baju, sepatu dan lain-lain. Apa itu salah ? ya jika itu telah menjadi kebiasaan anak, dan jumlahnya tidak wajar. Berikan itu kepada anak-anak sesuai kebutuhannya.
Cinta dan perhatian kepada anak adalah dengan ada dan selalu ada, saat anak membutuhkan kehadiran kita. Bimbingan kita akan mengarahkan fokus anak menjadi jelas. Dan kesabaran menjadi kunci utama keberhasilan kita dalam mendidik anak.
Jika 3 poin tersebut diatas terpenuhi maka bukan hal yang sulit jika anak kita menjadi sangat penurut atau lebih tepatnya dia bisa merasakan dan berpikir yang mana yang baik untuknya dan mana yang tidak baik. Maka ia akan menjadi seorang pribadi yang tidak mudah terpengaruh dengan teman-temannya.
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment
Aturan berkomentar disini
1. Bebas tapi sopan.
2. Jangan Menyertakan Link Hidup