Undangan Pernikahan

Undangan pertama di bulan Juni

Undangan Pernikahan- Cerita ini dimulai ketika salah satu sahabat cowok terbaik saya semasa di SMA, namanya Hadi, mengirimkan SMS pada saya, "Assalamualaikum  Nia, maaf ya  belum sempat nganterin undangan nikahnya Khotimah, dia nikah tanggal 28 Mei ini, jadi besok aku tunggu yaa ... langsung di rumahnya" Khotimah ?? terbayang wajah gadis manis berjilbab yang hampir dua tahun ini pulang dari Hongkong. Sebenarnya waktu masih sekolah, saya nggak kenal-kenal banget sama dia, bahkan saya cenderung lupa. Maklum saya nggak pernah satu kelas ataupun satu organisasi dengannya. Saya jadi ingat waktu masih seneng-senengnya maen Facebook, sekitar tahun 2010. Khotimah yang memakai nama Ima Manis di FBnya, menyapa saya. Waktu itu dia masih berada di Hongkong bekerja sebagai TKW, dari situ kita sering ngobrol-ngobrol (penasaran juga TKW kok online terus, huh ... hehehe). Nggak cuma Ima, pada akhirnya melalui facebook, saya menemukan teman-teman lama saya semasa SMA yang tersebar ke berbagai penjuru daerah di Indonesia. Bahkan saya berkenalan dengan suami saya juga dari Facebook lho, hehehe. Dan dari obrolan di Facebook, sering kali kita janjian kopi darat. Kebetulan kita memiliki group tersendiri, kita jadi tahu kabar kabur teman-teman SMA dulu. Setelah itu kita reunian, trus jalan-jalan, akhirnya saling undang juga kalo ada yang nikah, yang lucu nggak jarang saling rebutan kembang manten, berlomba-lomba siapa yang nikah duluan. Di akhir tahun 2011, gantian saya yang menyebarkan Undangan Pernikahan, saya pun mengundang Ima Manis alias Khotimah, karena saya mendengar kabar kalau dia mau pulang. Dan ternyata dia datang di pernikahan saya, padahal rumahnya sangat jauh dan sangat  terpencil. Jadi terharu melihatnya datang :)


Kembali ke topik Undangan Pernikahan dari teman saya Khotimah, saya pun ragu, rumah Ima kan sangat jauh dan terpencil. Jalan yang dilalui sangatlah menantang dan berat, lebih seram daripada sekedar naik Crazy Car ketika mengunjungi WBL. Tapi setelah dipikir-pikir, saya putuskan untuk datang dengan pertimbangan, meski rumahnya jauh toh Imah juga bersedia datang ke pernikahan saya, kenapa saya harus ragu. Dan alhamdulilah suami mendukung. Akhirnya kami berangkat setelah mampir ke rumah sahabat terbaik saya, Putut, untuk mendapatkan kebenaran berita pernikahan Ima berikut informasi jalan yang harus kami lalui. Setelah nyasar bolak-balik, suasananya juga serem banget, bolak balik juga melintasi kuburan karena salah jalan, agak takut juga sihh, suasananya memang mencekam, udah jalan nanjak, medannya berat (rusak parah), di tambah lagi nggak ada lampu disepanjang jalan (gelap banget). Alhasil hanya sorot lampu motor yang kami andalkan. Setelah dua kali nyasar akhirnya suami saya berhasil menemukan lokasi rumah teman saya setelah tanya sana-sini. Hadi melambaikan tangan menyambut saya dan suami, tamu-tamu udah sepi, maklum udah malam. Yang bikin kaget, suami Imah ternyata temen SMA saya juga, yang dulu rajanya ndagel ... dasar kampret bener nih orang, jodoh memang nggak kemana yaa !!!!  selanjutnya ya berlanjut obrolan kangen temen lama. Setelah dirasa cukup lama ngobrol, akhirnya saya dan suami undur diri, mengingat meninggalkan Hayyu di rumah sama neneknya. Uniknya perjalanan pulang kami begitu singkat. Aneh yaa ...

 

Demikianlah, sharing saya tentang Undangan Pernikahan temen saya, saya pun berdoa untuk kebahagiaan Khotimah, semoga menjadi keluarga yang samara juga barokah. Dan semoga buat temen-temen saya yang belum menikah, segera menyusul yaaa .... aminnn :)

Cerita Undangan Pernikahan ini hanyalah sebagai pengingat untuk saya sendiri, yang kadang merindukan masa-masa SMA yang indah. Semoga bisa memberikan manfaat ya sobat ....